Laman

Senin, 25 Oktober 2010

Shaum dan Sepakbola di Belanda

Liputan 6 – Rabu, 25 Agustus
Liputan6.com, Eindhoven: Pesepakbola yang memeluk Islam di Eropa dihadapkan pada tantangan besar seiring datangnya bulan suci Ramadan. Menjaga performa dengan tidak berpuasa atau berpegang teguh pada keyakinan dengan tetap berpuasa sedari matahari terbit sampai terbenam.
Majelis Muslim Jerman mengeluarkan fatwa membolehkan para pesepakbola makan dan minum sebelum matahari terbenam atau waktu berbuka tiba untuk mengakomodir keresahan klub. Mereka mengajukan berbagai pemikiran, termasuk salah satunya yang dikeluarkan Pusat Studi Islam ternama di Mesir, Al Azhar (Baca: Pesepakbola di Jerman Diimbau Tunda Berpuasa).
Akan tetapi di Belanda, para pesepakbola bisa bebas berpuasa sambil berkompetisi. Otoritas sepakbola Negara Kincir Angin itu membebaskan bagi siapapun pesepakbola Muslim untuk berpuasa. Hal ini diterapkan entah didasari atau tidak dari banyaknya pesepakbola profesional yang merumput di sana.
Lebih dari 40 pemain beragama Islam berkecimpung di kompetisi Belanda. Kebanyakan berasal dari Maroko. Klub-klub tidak melarang para pemainnya berpuasa selama Ramadan. Beberapa tentu dengan sesi latihan yang dimodifikasi waktu dan porsinya. Beberapa menambahkan menu makanan khusus atau program diet untuk menjaga vitalitas fisik sang pemain.
Beberapa bahkan mengadakan seminar untuk menyebarluaskan informasi tentang topik puasa dan sepakbola. Pada 2007, klub elite PSV Eindhoven mengadakan seminar tersebut. Pembicaranya dari berbagai pihak. Di antaranya ada ulama, dokter, dan para ahli khusus atau spesialis.
Bukan tanpa alasan PSV concern. Mereka salah satu klub dengan jumlah pemain Muslim terbanyak di Belanda. Sebut misalnya Ibrahim Afellay, Otman Bakal, Zakaria Labiad dan Nordin Amrabat. Semuanya berpuasa selama Ramadan.
PSV utamanya menjaga menu makanan untuk mereka, kaya dengan cairan dan jus buah-buahan yang kaya serat. Dua pemain Ajax Amsterdam, Mounir El Hamdaoui dan Ismail Aissati juga tidak ketinggalan ber-shaum. Tidak ada kecaman dari pengamat atau kolumnis sepakbola di Belanda. Mau bukti Lihat saja performa dan jumlah gol yang telah diceploskan Afellay, Amrabat, dan El Hamdaoui di Eredivisie musim ini!
Abdul Bari Zamzami, Kepala Asosiasi untuk Riset Yurisprudensi dan Isu Baru di Maroko, berargumentasi pesepakbola sepatutnya dibiarkan berpuasa. Saya tantang siapa pun yang menentang pesepakbola berpuasa. Sekali mereka harus mencobanya—bermain sepakbola sambil berpuasa. Setelah itu saya ingin dengar pendapatnya, seru Zamzami.(berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar