Laman

Senin, 25 Oktober 2010

Menyongsong Jamuan Ramadhan

oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah [2]:183).

SEMOGA Allah memberikan umur kepada kita untuk bisa menikmati jamuan
Allah –bulan Ramadan– yang sangat spektakuler, yang membuat orang-orang
putus harapan bisa berharap, dan yang putus asa bisa bangkit. Kalau Saudara
begitu banyak mengalami kesulitan, seakan tidak ada lagi harapan, maka
Ramadan adalah saat di mana Allah tidak akan mengecewakan hamba-hamba-Nya.
Karena itu, seharusnya kita bersimbah air mata karena kerinduan yang
mendalam ingin mendapatkan jaminan Allah SWT.
Ketika seorang dermawan yang mulia akhlaknya akan menjamu seseorang, kita
akan sangat bahagia karena dijamu oleh orang yang kita segani. Apalagi ini
jamuan dari pencipta alam semesta yang Mahatahu lumuran dosa kita, yang
Mahatahu segala derita dan harapan kita. Amatlah rugi andai kata kita tidak
termasuk orang yang merasa sangat ingin memasuki Ramadan ini dalam keadaan
siap.
BULAN AMPUNAN
KITA tidak akan pernah berjumpa dengan kemudahan ampunan kecuali di bulan
Ramadan. Semelimpah apa-pun dosa kita, sungguh! Allah menjanjikan ampunan di
bulan Ramadan.
Kalau kita merasa berat hidup karena lumuran dosa, ketahuilah ampunan Allah
di bulan Ramadan lebih dahsyat daripada dahsyatnya dosa-dosa kita. Kalau
kita merasa jauh dari rahmat Allah, hidup gersang dan kering, maka Ramadan
adalah sarana yang paling cepat untuk mendapat rahmat dari Allah SWT.
Kalau kita dililit utang-piutang, maka Allah Yang Mahakaya yang menjanjikan
terkabulnya doa dan dilunasinya apa yang kita butuhkan. Karena itu, sungguh
sangat rugi andai kata kita tidak bergembira dan tidak bersemangat
menghadapi bulan yang penuh berkah ini.
PERSIAPAN
APA yang harus kita persiapkan menjelang bulan Ramadan? Tampaknya, mulai
saat ini kita harus menjagai diri dari apa pun yang Allah haramkan. Rasanya,
tidak perlu kita menonton TV sampai larut malam. Lebih baik kita isi dengan
membaca Al-Quran atau berzikir. Bagaimana mungkin kita membiarkan
malam-malam kita diisi dengan tidur pulas sedangkan Allah menyiapkan
sepertiga malam terakhir menjadi saat yang disukai Allah.
Usahakanlah untuk mulai saum dari apa pun yang tidak disukai Allah. Allah
Maha Melihat perjuangan kita. Kita harus berupaya agar Allah Yang Maha
Menyaksikan benar-benar melihat diri kita menjadi orang yang bersiap-siap
menyambut jamuan Allah. Kita akan senang jikalau orang yang akan kita jamu
datang dalam keadaan siap.
Mulai saat ini, hindari telinga kita dari sesuatu yang tidak layak kita
dengar. Usahakan untuk sehemat mungkin berkata-kata yang tidak perlu. Untuk
apa menambah-nambah kekotoran diri dengan kata-kata yang tidak berguna.
Berkatalah benar atau diam, sehingga tiada terucap dari lisan ini kecuali
kata-kata yang disukai Allah.
Di samping itu, siapkan rumah kita menjadi rumah yang penuh berkah di bulan
Ramadan. Kita harus mulai melihat, tidak ada yang haram di rumah kita.
Bukalah lemari kita, kalau ada yang diragukan segera keluarkan. Lihatlah
dapur kita, kalau ada barang yang kita ragukan segera keluarkan. Jangan
pernah kita dijamu Allah ketika pada diri kita melekat pakaian yang haram.
Lihat perpustakaan kita, apakah masih ada buku-buku yang bukan milik kita?
Kalau ada segera kembalikan. Karena buat apa kita menyimpan sesuatu yang
tidak halal bagi kita. Sehingga semuanya bersih dari yang haram. Bahkan
selain bersih dari yang haram, kita bersihkan diri kita dari sesuatu yang
berlebihan. Kalau celana, sarung, pakaian, dan kerudung kita terlalu banyak,
segera keluarkan. Daripada tidak kita pakai, lebih baik dimanfaatkan orang
yang membutuhkan.
Sebelum Ramadan tiba, bebaskan rumah kita dari hal yang sia-sia. Karena
siapa lagi yang kita cari keridhaannya selain Allah. Senangkah bila rumah
kita dipuji manusia tapi dibenci Allah?
Tidak usah takut kehabisan pakaian karena Allah-lah pemberi rezeki dan tidak
mungkin Allah melalaikan orang yang menafkahkan rezekinya di jalan Allah.
Yakinlah, Allah tidak akan pernah lupa membalasnya. Allah tahu kapan kita
membutuhkannya karena Dialah pengatur rezeki yang hakiki.
Ramadan adalah saat di mana kita menjadi paling dermawan dalam hidup kita
sebagaimana Rasulullah menafkahkan rezekinya di bulan Ramadan. Tidak sulit
bagi Allah untuk membalas setiap hamba-hamba-Nya.
Tidak ada salahnya kita berniat sungguh-sungguh di bulan Ramadan karena
menginginkan jodoh, sepanjang kita ingin dijodohkan oleh Allah. Dialah yang
menyuruh kita menikah dan Dialah yang menciptakan kita berpasang-pasangan,
kepada siapa lagi kita meminta kalau bukan kepada-Nya. Yang pasti, Allah
tidak akan mengecewakan kalau kita bersungguh-sungguh kepada-Nya.
Mulai sekarang, sembari membersihkan rumah, bersihkan pula pikiran dan hati
kita dari pikiran negatif. Jangan pernah berpikir benci kepada seseorang
karena bisa mengotori hati kita. Mulai saat ini, jadilah orang yang pemaaf.
Tidak ada lagi pikiran-pikiran untuk membalas dendam.
Mulai sekarang, latihlah untuk tidak celetak-celetuk asal bicara. Hujan mau
besar atau kecil tidak usah dikomentari. Tidak ada lagi kata-kata yang
membuat Allah tidak suka.
Alangkah bagusnya pabila kita minta maaf kepada orangtua menjelang bulan
Ramadan. Ziarah ke makam orangtua kita bagi yang sudah meninggal. Minta
ampunlah kalau kita belum sungguh-sungguh membahagiakan orangtua kita.
Suami-istri juga ada baiknya saling meminta maaf. Tidak ada salahnya minta
maaf kepada orang yang lebih muda dari kita, termasuk kepada adik dan
anak-anak kita.
Yang sering zalim ke pembantunya segeralah minta maaf. Minta maaflah dengan
ikhlas. Insya Allah, dengan meminta maaf terlebih dulu, kita akan lebih
ringan memasuki Ramadan. Sebaliknya, kita juga harus menjadi pemaaf dengan
segera memaafkan orang yang minta maaf kepada kita.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S.
Ali Imran [3]:133-134).
Menjelang Ramadan, dekatkanlah segala sesuatu yang akan membuat kita akrab
dengan Allah. Selalu siapkan Al-Quran di tas, di meja kerja, dan di kamar
tidur agar kita bisa dengan mudah membacanya. Begitu juga dengan buku-buku
tentang keutamaan bulan Ramadan. Sediakan juga anggaran khusus untuk sedekah
dan anggaran untuk berbuka bagi orang lain. Satu butir kurma yang kita
berikan untuk berbuka, pahalanya sama dengan satu hari saum.
Buat juga daftar orang yang harus kita kunjungi, seperti kakek, nenek, bibi,
dan keluarga kita yang lainnya. Terutama keluarga kita yang sedang berada di
rumah sakit. Tiap detik harus jadi kebaikan. Tiada hari tanpa silaturahmi.
Termasuk silaturahmi kepada ulama. Kunjungi juga orang-orang duafa yang
sengsara dan dililit utang. Mudah-mudahan, Ramadan kita menjadi penebar
rahmat kepada orang-orang yang duafa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar